Baner-kabaronlineku.my.id
Home » The Exiled Knight of Elderwood Part 8 -Bayangan yang Mengintai

The Exiled Knight of Elderwood Part 8 -Bayangan yang Mengintai

The Exiled Knight of Elderwood Part 8 -Bayangan yang Mengintai kabaronlineku.my.id

The Exiled Knight of Elderwood Part 8 -Langkah Zenith dan Lyanna semakin berat ketika mereka memasuki hutan berkabut yang seolah tak berujung. Suasana sunyi, hanya diisi oleh suara langkah kaki mereka dan sesekali kicauan burung hantu yang terdengar jauh di kejauhan. Udara dingin menusuk kulit, dan kabut pekat membuat jarak pandang terbatas. Zenith menggenggam pedangnya erat, sementara Lyanna menahan napas agar tetap tenang.

Sejak mereka berhadapan dengan sosok berjubah hitam di persimpangan jalan, Lyanna merasakan ada sesuatu yang terus mengawasi mereka. Seolah mata tak kasatmata mengikuti setiap gerakan, membuat bulu kuduknya berdiri. Zenith, dengan naluri seorang kesatria, juga menyadari hal yang sama. Ia tahu ancaman itu nyata, dan cepat atau lambat akan muncul.

“Zenith…” bisik Lyanna pelan, matanya melirik ke arah pepohonan yang diselimuti kabut. “Apa kau juga merasakannya?”

Zenith tidak menoleh, hanya menjawab lirih, “Ya. Kita sedang diawasi. Bersiaplah.”

Tak lama kemudian, suara ranting patah terdengar. Dari balik kabut, tiga sosok muncul perlahan. Mereka mengenakan jubah lusuh berwarna hitam, wajah tertutup topeng kayu yang menyeramkan. Masing-masing membawa senjata berbeda yaitu sebuah tongkat kayu runcing, pedang karatan, dan kapak kecil. Gerakan mereka kaku, seperti boneka yang dikendalikan.

“Ini bukan manusia biasa,” ujar Zenith sambil maju satu langkah, pedangnya terangkat.

Lyanna menelan ludah, tangannya gemetar saat meraih belati tua di pinggangnya. Namun meski tubuhnya bergetar, matanya penuh tekad. Ia tidak akan lari lagi, tidak seperti dulu saat desanya hancur.

Pertarungan Melawan Bayangan

Ikuti Kisah Lengkap The Exiled Knight of Elderwood Part 8 Hanya di Kabaronlineku.my.id

Ketiga makhluk itu menyerang secara bersamaan. Zenith langsung menangkis tebasan pedang karatan dengan dentuman keras, percikan api memantul dari bilah logam mereka. Ia bergerak gesit meskipun masih menahan sakit di lengannya. Sementara itu, Lyanna berusaha melindungi dirinya dari serangan kapak kecil. Ia menghindar ke samping, lalu dengan nekat menebas lengan makhluk itu menggunakan belatinya.

Suara retakan terdengar alih-alih darah, dari luka itu keluar asap hitam pekat. Lyanna terkejut, namun segera sadar bahwa mereka bukanlah manusia.

“Jangan ragu, Lyanna!” teriak Zenith sambil menendang lawan ke tanah. “Mereka hanya bayangan, ciptaan kegelapan!”

Pertempuran berlangsung sengit. Zenith berhasil menjatuhkan dua makhluk bayangan dengan tebasan pedangnya, membuat tubuh mereka larut menjadi asap pekat yang segera hilang dalam kabut. Sementara Lyanna, meski terluka di lengannya, berhasil menghunuskan belati ke dada lawannya. Bayangan terakhir itu pun lenyap, meninggalkan keheningan yang mencekam.

Lyanna terengah-engah, tubuhnya gemetar setelah pertempuran singkat namun mengerikan itu. Zenith menoleh, menatapnya dengan ekspresi khawatir.

“Kau baik-baik saja?” tanyanya.

Lyanna mengangguk pelan, meski wajahnya pucat. “Aku bisa bertahan… berkatmu.”

Zenith menepuk bahunya. “Tidak, kau bertahan karena keberanianmu sendiri. Kau sudah lebih kuat daripada yang kau kira.”

Pengintai dalam Kabut

Ikuti Kisah Lengkap The Exiled Knight of Elderwood Part 8 Hanya di Kabaronlineku.my.id

Namun sebelum mereka sempat beristirahat, kabut di depan mereka bergolak. Dari kegelapan muncul sosok tinggi berjubah hitam, jauh lebih besar daripada bayangan sebelumnya. Wajahnya tetap tersembunyi di balik tudung, namun aura yang dipancarkan membuat udara bergetar.

“Kalian tak akan pernah mencapai tujuan,” suara berat dan dalam keluar dari sosok itu. “Pengasinganmu, Zenith, hanyalah awal dari kehancuran.”

Zenith mengangkat pedangnya, matanya menatap tajam penuh amarah. Lyanna berdiri di sisinya, meski tangannya gemetar, ia tak mundur.

Mereka tahu, inilah permulaan dari ancaman yang jauh lebih besar. Jalan ke depan tidak akan mudah, tetapi sekarang mereka tidak lagi sendirian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *