Baner-kabaronlineku.my.id
Home » The Exiled Knight of Elderwood Part 3 -Jejak di Jalan Sunyi

The Exiled Knight of Elderwood Part 3 -Jejak di Jalan Sunyi

The Exiled Knight of Elderwood Part 3-Jejak di Jalan Sunyi Kabaronlineku.my.id

The Exiled Knight of Elderwood Part 3 -Fajar menyinari hutan dengan cahaya keemasan. Burung-burung berkicau di kejauhan, seakan ingin menyambut hari baru. Zenith bangun dari tidur yang tidak nyenyak. Api unggun yang semalam ia nyalakan sudah padam, hanya menyisakan abu dingin. Ia menghela napas panjang, meraih pedang, dan berdiri. Hari itu akan menjadi awal perjalanan panjang yang penuh ketidakpastian.

Zenith melangkah perlahan meninggalkan tempat peristirahatan. Setiap langkah terasa berat, bukan hanya karena tubuhnya lelah, tetapi juga karena hatinya masih terbebani oleh kenangan tentang Elderwood. Desa itu dulu adalah segalanya, tempat ia berjuang dan berjanji melindungi. Namun kini, desa itu hanya tinggal bayangan samar di balik pepohonan.

Hutan yang ia lewati begitu lebat. Pohon-pohon tinggi menjulang, cabangnya membentuk terowongan cahaya ketika sinar matahari menembus celah dedaunan. Udara pagi segar, tetapi keheningan yang pekat membuatnya merasa asing. Tidak ada suara manusia, hanya gemerisik angin yang mengusik daun dan sesekali suara binatang yang berlari di semak.

zenith jalan baru

Ikuti Kisah Lengkap The Exiled Knight of Elderwood Part 3 Hanya di Kabaronlineku.my.id

Zenith menyesuaikan langkah, berusaha menjaga keseimbangannya di tanah yang penuh akar. Sesekali ia berhenti, menatap jejak kaki kecil di tanah basah. Entah milik rusa atau hewan liar lainnya, ia tidak tahu. Namun yang jelas, setiap tanda kehidupan di hutan itu mengingatkannya bahwa ia bukan lagi bagian dari dunia yang nyaman dan aman. Kini ia hanyalah seorang pengembara yang harus bertahan dengan segala keterbatasan.

Bekal yang ia bawa semakin menipis. Roti kering dalam kantong kecilnya sudah berkurang banyak. Air dalam botol juga hampir habis. Rasa lapar mulai mengusik, tetapi Zenith memilih bertahan. Ia tahu perjalanan ini akan menguji ketabahan, dan ia tidak boleh menyerah hanya karena perut kosong.

Saat matahari semakin tinggi, ia tiba di sebuah jalan setapak yang lebih terbuka. Dari tempat itu ia bisa melihat bukit kecil di kejauhan. Pemandangan itu membuatnya berhenti sejenak. Bukit itu tampak sepi, tetapi dari puncaknya ia mungkin bisa melihat arah perjalanan selanjutnya. Dengan tekad baru, ia melanjutkan langkah menuju sana.

Di sepanjang jalan, pikirannya kembali ke saat para tetua desa memutuskan nasibnya. Ia mendengar lagi suara-suara yang menuduhnya lalai, menyingkirkannya tanpa belas kasihan. Dadanya terasa sesak. Namun di balik rasa sakit itu, ada sesuatu yang berbeda. Kini, ia mulai melihat pengasingan bukan hanya sebagai hukuman, tetapi juga kesempatan.

“Jika aku tidak lagi memiliki desa untuk kulindungi, mungkin dunia luar ini menunggu perbuatanku,” bisiknya lirih.

Zenith merenung

Ikuti Kisah Lengkap The Exiled Knight of Elderwood Part 3 Hanya di Kabaronlineku.my.id

Di puncak bukit, Zenith berdiri menatap cakrawala. Di depannya terbentang hutan yang lebih luas, dengan sungai berkelok dan pegunungan jauh di horizon. Angin menerpa jubah hijau tuanya, membuatnya berkibar. Ia merasa kecil di hadapan kebesaran alam, tetapi ada percikan semangat yang tumbuh.

Ia mengingat kembali mimpi buruk semalam, tentang pohon ek besar yang retak dan wajah-wajah kabur yang mengutuknya. Namun kali ini, ia tidak gentar. Ia sadar bahwa mimpi itu hanyalah bayangan masa lalu. Masa depannya belum ditentukan, dan ia masih memiliki pedang serta kehendak untuk bertahan.

Zenith menggenggam erat pedangnya. Suara hati kecilnya berkata bahwa jalan sunyi ini mungkin akan membawanya pada tujuan yang lebih besar daripada sekadar melindungi satu desa. Ia tahu perjalanannya tidak akan mudah. Akan ada musuh, akan ada cobaan, dan mungkin pengkhianatan. Namun ia sudah siap.

Langkahnya mantap menuruni bukit, menapaki jalan sunyi yang seakan tak berujung. Di matanya, cahaya pagi itu bukan lagi sekadar awal hari, melainkan simbol dari awal perjalanan baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *