The Exiled Knight of Elderwood Part 6 -Zenith dan Lyanna terus berjalan menyusuri jalan setapak yang semakin menanjak. Pepohonan hutan mulai menipis, digantikan semak belukar dan bebatuan besar. Udara semakin dingin, dan kabut tipis turun perlahan, membuat langkah mereka terasa lebih berat.
Meski mereka berdua berjalan beriringan, keheningan panjang sering kali tercipta. Zenith jarang bicara, sementara Lyanna tampak masih menyimpan banyak hal dalam dirinya. Namun, dalam diam itu, ada rasa saling memahami yang mulai tumbuh.
Di sebuah dataran tinggi kecil, mereka berhenti untuk beristirahat. Zenith menurunkan tas kecilnya dan mulai menyalakan api unggun. Lyanna duduk tak jauh dari sana, merapatkan tas kulit besar yang selalu ia bawa. Wajahnya tampak letih, tapi matanya yang biru tetap berkilau saat menatap api yang mulai menyala.
“Sepertinya kau sudah terbiasa dengan ini,” ucap Lyanna akhirnya, memecah keheningan.
Zenith melirik sekilas, lalu menoleh kembali ke nyala api. “Dengan apa?” tanyanya singkat.
“Bertahan hidup di luar desa. Menyalakan api, mencari jalan, melawan ancaman. Kau seperti tidak asing dengan semua ini.”
Zenith menarik napas panjang. “Aku ksatria. Tugasku dulu memang melindungi. Tapi… aku tidak pernah membayangkan harus melakukan semua ini sendirian.”
Lyanna menunduk, jemarinya memainkan gagang belati tua di pinggangnya. “Aku juga tidak pernah membayangkan harus berjalan tanpa rumah untuk kembali. Kadang aku berpikir, mungkin aku seharusnya menyerah sejak lama.”
Zenith menoleh padanya, sorot matanya tajam tapi tenang. “Kalau kau menyerah, kau tidak akan duduk di sini sekarang. Kau masih hidup karena kau memilih untuk bertahan.”
Ucapan itu membuat Lyanna terdiam sejenak. Ada sesuatu dalam suara Zenith yang terasa jujur, seolah ia sedang berbicara pada dirinya sendiri melalui dirinya.
Malam semakin pekat. Angin dingin berhembus, membuat api unggun bergoyang. Tiba-tiba terdengar suara aneh dari balik semak. Zenith refleks meraih pedangnya, berdiri dengan siaga. Lyanna juga meraih belati tuanya, meski tangannya tampak sedikit gemetar.

Ikuti Kisah Lengkap The Exiled Knight of Elderwood Part 6 Hanya di Kabaronlineku.my.id
Dari kegelapan, muncul sepasang mata berkilau. Seekor rubah hutan melangkah keluar, tubuhnya kurus dan tampak kelaparan. Hewan itu hanya menatap mereka, lalu mendekat perlahan. Zenith menegakkan tubuhnya, bersiap menyerang jika perlu, tapi Lyanna mengangkat tangan.
“Tunggu,” bisiknya. Ia merogoh tasnya dan mengeluarkan sepotong kecil roti kering. Dengan hati-hati, ia melemparkan makanan itu ke tanah di depan rubah. Hewan itu berhenti sejenak, lalu perlahan mendekat dan memakan roti tersebut. Setelah selesai, rubah itu menatap mereka sekali lagi, lalu berlari menghilang ke kegelapan.
Zenith menatap Lyanna dengan ekspresi sulit dibaca. “Kau tahu itu berbahaya, kan?”
Lyanna tersenyum tipis. “Kadang, tidak semua yang mendekat berarti musuh. Beberapa hanya butuh sedikit kebaikan untuk bertahan hidup.”

Ikuti Kisah Lengkap The Exiled Knight of Elderwood Part 6 Hanya di Kabaronlineku.my.id
Zenith terdiam, menatap api unggun kembali. Kata-kata Lyanna menancap dalam pikirannya. Ia sadar, meski dirinya terbiasa melihat dunia dengan kewaspadaan seorang ksatria, ada sudut pandang lain yang bisa ia pelajari.
Malam itu, mereka berdua tidak banyak berbicara lagi. Namun, kehadiran satu sama lain terasa berbeda. Bukan sekadar dua orang asing yang kebetulan berjalan bersama, melainkan dua jiwa yang sama-sama pernah kehilangan, kini mulai menemukan alasan baru untuk terus melangkah.
Zenith tahu, perjalanan ini masih panjang dan penuh bahaya. Tapi ia juga mulai merasakan sesuatu yang tak ia rasakan sejak terusir dari Elderwood yaitu sedikit harapan.