The Exiled Knight of Elderwood Part 2 -Zenith berjalan semakin jauh dari Elderwood. Desa yang dulu ia lindungi kini hanya tinggal bayangan samar di balik pepohonan. Hatinya terasa berat, namun ia tahu tidak ada jalan kembali. Baginya, dunia di luar Elderwood seperti hamparan asing yang penuh misteri sekaligus ancaman.
Hari pertama pengasingan adalah ujian sesungguhnya. Zenith hanya membawa bekal seadanya, sebuah kantong kecil berisi roti kering dan botol air. Ia harus belajar mengandalkan naluri, sesuatu yang jarang ia lakukan selama hidupnya sebagai kesatria desa. Biasanya, ia selalu dikelilingi oleh dukungan warga. Kini, hanya hutan sunyi yang menjadi temannya.
Saat senja turun, ia menemukan sebuah celah kecil di antara pepohonan besar. Tempat itu cukup aman untuk beristirahat. Ia mengumpulkan ranting, menyalakan api unggun kecil, lalu duduk termenung di hadapannya. Cahaya api memantulkan kilau samar pada zirah peraknya yang usang. Jubah hijau tua yang melilit tubuhnya membuatnya terlihat seperti bayangan yang terlupakan.
Zenith menatap api dengan tatapan kosong. Di dalam pikirannya, ia memutar kembali momen saat para tetua memutuskan mengusirnya. Suara mereka masih terngiang suara penuh kekecewaan, bahkan kemarahan. Semua kebaikan yang pernah ia lakukan seolah terhapus hanya karena satu kesalahan sederhana.
“Apakah aku benar-benar pantas dibuang begitu saja?” bisiknya lirih.
Namun, semakin ia merenung, semakin tumbuh pula tekadnya. Ada suara kecil di dalam hatinya yang berkata: ini bukan akhir, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar. Ia menyadari bahwa pengasingan ini bisa menjadi kesempatan untuk menemukan makna baru dari dirinya sebagai kesatria.

Ikuti Kisah Lengkap The Exiled Knight of Elderwood Part 2 Hanya di Kabaronlineku.my.id
Di tengah lamunannya, seekor serigala muncul dari balik pepohonan. Mata kuningnya berkilat oleh cahaya api. Zenith sontak meraih pedangnya. Ia berdiri tegap, meski lelah dan lapar masih membebani tubuhnya. Serigala itu meringis, memperlihatkan taring tajamnya.
Pertarungan singkat pun terjadi. Serigala melompat, namun Zenith bergerak cepat. Pedangnya berkilat sejenak, dan hewan itu mundur dengan lolongan kesakitan sebelum akhirnya melarikan diri kembali ke kegelapan hutan. Zenith berdiri terengah-engah, lalu menancapkan pedangnya ke tanah.
Pertarungan itu mungkin sederhana, tetapi baginya itu pengingat penting: dunia luar tidak seaman desa. Tidak ada yang akan melindunginya di sini selain dirinya sendiri.
Setelah semuanya tenang, Zenith kembali duduk di dekat api unggun. Langit malam begitu cerah, penuh bintang. Ia mendongak, seolah mencari jawaban di balik kelamnya malam.
Bintang-bintang itu memberinya perasaan aneh dan sepi, tapi juga penuh harapan. Ia merasa meski kini sendirian, langit luas menyimpan jalan baru baginya. Mungkin, di luar sana, ada tempat lain yang membutuhkan seorang kesatria seperti dirinya.
Ikuti Kisah Lengkap The Exiled Knight of Elderwood Part 2 Hanya di Kabaronlineku.my.id
Sambil menutup mata, Zenith berjanji dalam hati. Ia tidak akan membiarkan pengasingan ini menghancurkannya. Ia akan terus berjalan, mencari arti baru dari kata “kesatria”. Ia akan menemukan alasan untuk tetap bertarung, bahkan tanpa desa yang mempercayainya lagi.
Api unggun meredup perlahan, angin malam bertiup lembut, dan dalam keheningan itu, Zenith memulai babak baru dalam hidupnya. Jalan panjang menantinya, penuh bahaya, penuh cobaan, tetapi juga penuh kemungkinan.
Malam pertama di luar Elderwood akhirnya ia lewati. Besok, ia harus melangkah lebih jauh, menapaki jalan sunyi yang bisa saja membawanya pada kehancuran atau kejayaan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.